Griya Batur Batubuah Kesiman Gelar Karya Atma Wedana Penileman, Tingkatkan Kesucian Atma

1 week ago 1
ARTICLE AD BOX

Menurut I Gede Soma Wisnawa atau Guru Soma, salah satu anggota Griya Batur, persiapan acara ini dilakukan secara matang melalui pembentukan panitia dan penyiapan sarana prasarana upacara, termasuk uparengga, piranti, dan banten. “Kami melibatkan 36 peserta yang berasal dari Kesiman, Sumerta, Gelogor, Nusa Penida, Tonja, Peguyangan, Poh Manis, Saba, dan wilayah lainnya,” jelasnya.

Guru Soma menjelaskan bahwa karya Atma Wedana memiliki makna spiritual yang mendalam dalam proses penyucian atma setelah prosesi ngaben. Pada upacara ngaben, tubuh fisik (jasad) dikembalikan ke asalnya yaitu panca maha bhuta, sedangkan pada prosesi memukur ini, roh atau atma disucikan dari status Pitara menjadi Dewa Hyang. Setelah mencapai status ini, roh dapat ditempatkan di rong tiga (sanggah atau merajan) di rumah masing-masing keluarga.

"Melalui karya ini, kami berharap agar masyarakat Hindu, khususnya generasi muda, dapat memahami lebih dalam makna spiritual yang terkandung dalam prosesi yadnya ini, bukan hanya sekadar memandangnya dari sisi material semata," tambah Guru Soma.

Berikut adalah dudonan atau jadwal karya Atma Wedana Penileman ini:

  • - 27 Oktober 2024 – Ngulemin dihadiri oleh pemangku dan anggota keluarga.
  • - 28 Oktober 2024 – Pakeling dan Nyukat Genah, diikuti dengan upacara mlaspas peyadnyan.
  • - 29 Oktober 2024** – Ngulapin di Segara Padang Galak.
  • - 30 Oktober 2024 – Nunas Tirta Musen lan Sidha Karya dan persiapan Ulam Kawas.
  • - 31 Oktober 2024 – Nuur Tirta Pakuluh di sejumlah pura besar di Bali.
  • - 1 November 2024 (Puncak Karya) – Prosesi utama dengan berbagai ritual seperti Mecaru, Ngajum Puspa Lingga, dan mlaspas bukur.
  • - 2 November 2024 – Pralina di Segara Padang Galak.
  • - 4 November 2024 – Ngangkid dan Nyegara Gunung di Segara Padang Galak sebagai prosesi penutup.

Karya ini diadakan secara rutin setiap tiga tahun sekali dan menjadi bentuk pelestarian adat dan budaya Bali yang sarat makna spiritual. Guru Soma berharap upacara semacam ini terus dilestarikan agar nilai-nilai sakral dan tradisi leluhur tetap hidup di masyarakat. *m03

Read Entire Article