40 Petugas Tangani Sampah Galungan

2 hours ago 1
ARTICLE AD BOX
TABANAN, NusaBali
Menjelang Hari Raya Galungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Tabanan tetap bekerja atau tanpa libur. 40 petugas dikerahkan untuk menangani lonjakan volume sampah yang biasa terjadi akibat aktivitas upacara dan persembahyangan.

Puluhan petugas itu dibagi tiga tim, mulai dari tim rabas, tim antar truk, dan tim penyisir. Tim diturunkan sejak Hari Penampahan Galungan (sehari sebelum Galungan), Selasa ini.  “Petugas kami tetap bekerja sesuai jadwal reguler, tanpa libur. Yang kita siagakan adalah tim antar truk, tim penyisir, dan tim rabas untuk menangani sampah-sampah insidental,” ujar Kepala DLH Tabanan I Gusti Putu Ekayana pada Senin (21/4). 

Menurut dia, pembersihan difokuskan pada jalur utama, desa layanan, serta titik-titik yang biasa digunakan untuk upacara. Seperti Pura Dalem dan Pura Puseh Adat Kota Tabanan. Lokasi-lokasi tersebut diprediksi mengalami peningkatan volume sampah cukup signifikan.

Ekayana mengaku pengaturan tenaga lapangan dilakukan oleh mandor dan pengawas. Sistem kerja dibagi menjadi tiga sif, pagi, siang, dan sore dengan kebutuhan tenaga sekitar 15 orang per sif. "Jadi petugas diberikan kelonggaran untuk menyesuaikan waktu persembahyangan dengan jadwal kerja," jelasnya. 

Kata dia, DLH mencatat rata-rata volume sampah harian ke TPA Mandung antara 90 - 110 ton. Namun, menjelang dan saat hari raya seperti Galungan, volume tersebut meningkat sekitar 10 - 15 persen, terutama dari sampah upakara di rumah dan lokasi persembahyangan. "Sebaliknya, volume sampah dari pasar justru menurun selama hari raya," tegasnya. 

Dia berharap dalam pengurangan sampah yang masuk ke TPA bisa dilakukan oleh masyarakat. Serta Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Tabanan lebih ditingkat. Diakuinya saat ini dari total 43 TPS3R di Tabanan, hanya 27 yang aktif. Tiga TPS3R sedang dalam proses pengoperasian, sementara 13 lainnya belum maksimal karena berbagai kendala.

“Hambatan biasanya karena biaya operasional dan jumlah kepala keluarga (KK) yang dilayani terlalu sedikit. Idealnya satu TPS3R melayani lebih dari 200 KK agar operasionalnya efisien,” jelasnya.

Dia menambahkan, jika partisipasi masyarakat tinggi, biaya operasional tetap bisa ditanggung meski jumlah KK sedikit. "Sekali lagi kami berharap kesadaran masyarakat untuk mengurangi sampah semakin meningkat, terutama di momen-momen hari besar keagamaan seperti Galungan," harap Ekayana.7des
Read Entire Article