BI Bali Siapkan GNPIP 23 Mei, Targetkan Luas Tambah Tanam 155 Ribu Hektare

9 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, mengatakan pengendalian inflasi di tingkat daerah sejauh ini terus berjalan melalui koordinasi TPID baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota. Pemantauan harga komoditas juga dilakukan secara berkala.

"Harga-harga bahan komoditas ini terus kita amati, baik secara mingguan maupun harian," ujar Erwin saat ditemui di Gedung Ksirarnawa, Art Centre, Denpasar, Rabu (30/4) siang.

Menurutnya, setelah Hari Raya Nyepi dan Idul Fitri 2025, kondisi harga di Bali tetap terkendali. Ia menyebut pelaksanaan pemantauan berjalan lancar dan tidak ada gejolak harga signifikan. Melanjutkan upaya pengendalian tersebut, BI Bali merencanakan pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) pada 23 Mei 2025 mendatang.

“Astungkara, semua bisa berjalan lancar dan harga-harga terkendali. Nah, apa yang akan kita lakukan ke depan adalah kita akan melaksanakan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan Nasional atau disebut GNPIP. Nanti mudah-mudahan bisa terlaksana di tanggal 23 Mei 2025,” terangnya.

Gerakan ini akan melibatkan seluruh TPID dari kabupaten/kota se-Bali serta perwakilan dari NTB dan NTT, yang tergabung dalam wilayah Bali Nusra.

"Nah disini salah satunya adalah kita berupaya untuk mengakselerasi kebijakan untuk luas tambah tanam yang ditargetkan sebesar 155 ribu hektare oleh Pemerintah Pusat dan mudah-mudahan ini juga bisa terlaksana dan bisa meningkatkan produktivitas dari hasil pertanian. Itu menjadi salah satu pokok bahasan di dalam gerakan nasional pengendalian inflasi pangan TPID dan TPIP, di samping juga ada beberapa kebijakan lainnya," sebut Erwin.

Luas tambah tanam itu ditujukan sepenuhnya untuk wilayah Bali. Target tersebut akan dibagi ke masing-masing kabupaten/kota, dengan rincian penetapan dari Kementerian Pertanian. Salah satu contohnya adalah Kabupaten Tabanan yang mendapat alokasi sekitar 55 ribu hektare.

Erwin menegaskan target luas tanam ini masih memungkinkan diwujudkan di Bali, dengan memanfaatkan lahan-lahan eksisting maupun lahan yang belum optimal penggunaannya. Fokus komoditas dalam GNPIP ini adalah beras dan hortikultura. "Jadi bisa beras, bisa hortikultura. Yang penting adalah bagaimana kita bisa meningkatkan produktivitas dari komoditas-komoditas strategis itu," sebutnya.

Dalam waktu dekat, BI Bali akan menyampaikan rencana ini secara resmi kepada Gubernur Bali Wayan Koster. Tujuannya adalah memastikan dukungan dan komitmen bersama dalam pencapaian target-target yang telah ditetapkan pemerintah pusat.

"Karena di situ ada peningkatan produktivitasnya juga, sehingga luas tambah tanam bukan hanya soal menambah lahan, tapi bagaimana hasilnya bisa lebih optimal,” tandasnya. t
Read Entire Article