ARTICLE AD BOX
Kunjungan tersebut sekaligus menjadi ajang penyerahan bantuan berupa buku-buku bacaan dan permainan edukatif guna mendukung kenyamanan anak-anak selama orang tua mereka melaksanakan persembahyangan.
“Inilah bentuk perhatian kami agar anak-anak merasa nyaman, tidak bosan, tidak rewel dan orang tua bisa bersembahyang dengan khusyuk,” ujar Bunda Rai. Dia menekankan bahwa ruang tersebut dibentuk juga didasari oleh kearifan lokal yang menyebutkan anak-anak yang belum ‘ketus gigi’ belum diperkenankan ikut bersembahyang ke dalam pura, sehingga diperlukan area khusus bagi anak-anak. Selain mengapresiasi hadirnya Ruang Ramah Anak sebagai wujud kepedulian terhadap tumbuh kembang anak, Ny Rai juga mengajak masyarakat untuk turut berpartisipasi menyumbangkan buku atau mainan yang masih layak pakai. "Kami berharap fasilitas ini dapat menjadi model bagi Pura Pura lain di Bali," harapnya. Ruang Ramah Anak di Pura Luhur Batukau kini menjadi pelengkap spiritualitas yang ramah keluarga.
Ke depannya, Bunda Rai juga berharap ruang ini dapat dikembangkan menjadi taman bermain dan ruang baca yang lebih lengkap. Bupati Tabanan Dr I Komang Gede Sanjaya yang turut hadir dalam kesempatan tersebut bersama Wakil Bupati I Made Dirga dan jajaran menyampaikan apresiasi atas inisiatif sang istri, yakni Bunda PAUD sekaligus Bunda Literasi Kabupaten Tabanan Ny Rai Wahyuni Sanjaya.
Rangkaian kegiatan juga meliputi persembahyangan Pujawali yang dilangsungkan penuh khidmat di Pura Luhur Batukau bertepatan dengan Hari Umanis Galungan. Bahkan juga dilakukan kegiatan simbolis memberi makanan ikan dan melepas burung perkutut. Bendesa Adat Wongaya Gede, I Ketut Sucipto, menyampaikan rasa terima kasih atas inisiatif Bunda Rai. “Semoga ruang ini benar-benar memberi manfaat nyata bagi anak-anak yang tangkil ke pura,” ujarnya. @ des