Gede Winasa Diangkat Jadi Penasihat Khusus Gubernur

2 hours ago 2
ARTICLE AD BOX
Saat dihubungi NusaBali, Minggu (20/4), Winasa mengaku bahwa Surat Keputusan (SK) Gubernur Bali Wayan Koster untuk penugasan dirinya sebagai Penasihat Khusus Gubernur Bali Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan itu diteken pada 9 April 2025. Dia menyebut bahwa penugasannya itu melalui penunjukan langsung oleh Gubernur Koster yang ingin menyelesaikan berbagai permasalahan di Bali. 

“Memang selama ini kan komunikasi terus. Komunikasi program apa yang bisa dikerjakan untuk Bali, dan Pak Gubernur kan mau menyelesaikan masalah. Salah satunya masalah pelayanan kesehatan untuk masyarakat Bali,” kata Winasa.

Menurut Winasa, salah satu masalah yang paling menonjol di bidang kesehatan saat ini adalah tidak adanya pelayanan kesehatan di desa-desa. Untuk itu, dirinya memberikan ide membangun klinik desa yang dilengkapi dokter, perawat, bidan, dan asisten apoteker, serta menerima BPJS Kesehatan.

“Kita bicara fakta di lapangan. Banyak orang di desa yang jauh dari puskesmas. Bagi mereka yang punya uang atau punya mobil tidak masalah. Tapi kalau orang miskin, apalagi harus hujan-hujanan kan bisa tambah sakit. Itu perlu diperhatikan,” ujar Winasa.  

Dikatakannya, program ini menargetkan revitalisasi 500 puskesmas pembantu (Pustu) di Bali yang selama ini hanya mengandalkan bidan. Nantinya Pustu itu direncanakan menjadi klinik desa yang bisa menjadi semacam mini puskesmas. Diproyeksikan para petugas yang ditempatkan di klinik desa itu akan ditawari gaji lebih tinggi dibandingkan puskesmas untuk menarik tenaga medis berkualitas. 

Winasa menjelaskan, dirinya sempat mengusulkan agar Jembrana bisa dijadikan pilot project untuk program klinik desa ini. Namun, Winasa menyatakan bahwa Gubernur Koster ingin agar bisa dikerjakan segera di seluruh Bali. Menurutnya, program ini akan diprioritaskan di 6 kabupaten di Bali, selain Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, dan Kabupaten Badung. 

“Kita sudah verifikasi bahwa yang memerlukan adanya klinik desa itu di enam wilayah kabupaten se–Bali. Yang tidak masuk adalah Denpasar, Gianyar, dan Badung karena sudah punya banyak fasilitas kesehatan,” tutur Winasa.

Terkait rencana program klinik desa itu, kata Winasa, sudah terus dibahas bersama Dinas Kesehatan Provinsi Bali. Yang menjadi Ketua Tim adalah Kepala Dinas Kesehatan Bali. Winasa menyampaikan bahwa rencana finalisasi program klinik desa itu dijadwalkan pada 9 Mei 2025.

Bersamaan dengan program klinik desa itu, Winasa mengakui ada merancang program hidup sehat dan bahagia untuk Bali. Konsep program itu adalah mengadakan pencegahan masalah kesehatan secara sistematik dengan berbagai indikator yang jelas. 

“Ada empat pilar yang kita rancang dalam hidup sehat ini. Yakni perilaku sehat, lingkungan sehat, makanan sehat, dan deteksi dini. Ini untuk menciptakan masyarakat sehat jasmani dan rohani. Kalau masyarakat sehat, mereka akan produktif,” tandasnya.

Sementara di bidang ketenagakerjaan, Winasa mengaku juga sudah merancang konsep untuk program kepada Pekerja Migran Indonesia (PMI). Namun dirinya belum memaparkan secara detail karena fokus utama sementara ini adalah merealisasikan Klinik Desa Nangun Sat Kerthi Loka Bali. 

Selain menjadi Penasihat Khusus Gubernur Bali Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan, Winasa mengemukakan bahwa ada rencana pengangkatan dirinya menjadi Staf Khusus Bupati Jembrana. Namun untuk posisinya belum resmi alias belum ada SK. Dari bocorannya, ada dua orang yang akan diangkat menjadi Staf Khusus Bupati Jembrana. Selain dirinya, satu orang lagi adalah I Ketut Swijana, mantan birokrat Pemkab Jembrana yang pensiun dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Bappeda Jembrana. 

“Informasi terakhir, SK-nya setelah Galungan. Kita sih tidak sampai berharap. Tapi kalau memang disuruh bantu, ya siap-siap saja. Sama seperti menjadi Penasihat Khusus Gubernur Bali Bidang Kesehatan dan Ketenagakerjaan. Tugas kita menjadi pembantu,” ucap Winasa. 7 ode
Read Entire Article