ARTICLE AD BOX
Dia mengajak masyarakat Jembrana untuk memaknai perayaan ini dengan memperkuat tali persaudaraan dan menjaga keharmonisan yang telah terjalin dengan baik.
Dalam keterangannya, Minggu (20/4), Sri Sutharmi menekankan pentingnya menjaga toleransi dan kerukunan di tengah keberagaman Jembrana. Sri Sutharmi menyebut Galungan dan Kuningan sebagai momentum introspeksi diri dan memperkuat nilai Tri Hita Karana, yakni harmoni dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam.
"Semoga kedamaian dan kebahagiaan senantiasa menyertai kita semua. Galungan dan Kuningan adalah momentum spiritual yang sangat penting untuk memperkuat jalinan kebersamaan dan toleransi, baik antar sesama umat Hindu maupun antarumat beragama," ujar Sri Sutharmi.
Menurut Sri Sutharmi, nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perayaan Galungan dan Kuningan sejatinya sangat relevan dengan semangat membangun Jembrana. Ia menegaskan bahwa kekuatan sebuah daerah tidak hanya bertumpu pada pembangunan fisik semata. Melainkan juga pada kualitas sosial masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan kerukunan.
Momentum rahinan (hari suci ) yang jatuh setiap enam bulan sekali ini adalah kesempatan untuk seluruh umat Hindu membersihkan pikiran (manah) dari segala pengaruh negatif yang dapat merusak harmoni dalam diri sendiri maupun dalam interaksi sosial dalam bermasyarakat. Selain itu, perayaan ini juga menumbuhkan kembali semangat untuk menjalani hidup yang seimbang sekala niskala, baik secara spiritual maupun material.
"Nilai keseimbangan yang terkandung dalam filosofi Tri Hita Karana harus terus kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari. Apalagi saat ini kita berada dalam era perubahan sosial yang sangat cepat. Tanpa fondasi spiritual dan moral yang kuat, kita bisa kehilangan arah dan terjerumus dalam berbagai permasalahan sosial," ucap srikandi dari Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, ini.
Sebagai representasi masyarakat Jembrana di lembaga legislatif, Sri Sutharmi juga secara khusus mengajak generasi muda untuk tidak hanya memahami makna Galungan dan Kuningan sebatas pada aspek seremonialnya saja. Lebih dari itu, ia berharap agar nilai-nilai luhur yang terkandung dalam perayaan suci ini dapat dijadikan sebagai panduan hidup dalam menghadapi berbagai tantangan zaman yang semakin kompleks.
Sri Sutharmi menekankan betapa pentingnya pelestarian budaya dan kearifan lokal sebagai benteng moral yang kokoh di tengah gempuran arus globalisasi yang berpotensi menggerus nilai-nilai tradisional. Ia berharap, semangat kemenangan Dharma dapat terus membimbing setiap langkah dan tindakan seluruh masyarakat Jembrana dalam mewujudkan kehidupan yang maju, harmoni, dan bermartabat.
"Mari kita jadikan Hari Suci Galungan dan Kuningan sebagai sumber inspirasi yang tak ternilai harganya untuk terus menjaga persatuan dan kesatuan. Memperkuat semangat kebersamaan dan bersama-sama membangun Jembrana," ucap Sri Sutharmi.@ode