ARTICLE AD BOX
Saat itu, saksi bersama beberapa rekannya bermaksud mengecek kondisi gong gamelan, karena belakangan sering terjadi pencurian gamelan di Gianyar.
Pada saat membuka sarung penutup gamelan, ada tiga gamelan yang daunnya sudah copot, yakni ugal dan dua calung. Kejadian tersebut lantas dilaporkan ke prajuru, Perbekel Batuan dan Polsek Sukawati.
Tokoh masyarakat Desa Batuan, I Putu Gede Pebriantara, yang juga Ketua Komisi IV DPRD Gianyar membenarkan bahwa gamelan di Banjar Peninjoan digondol maling. Yang curi hanya daun gamelan saja. "Dua calung dan satu ugal, daun gamelannya hilang, kuat dugaan digondol maling," ujar Pebri.
Politikus PDIP tersebut berharap pihak terkait memberikan atensi terhadap hal ini. Sebab pencurian perangkat gamelan, menjadi salah satu pencurian serius di Bali. Pebri pun mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap barang-barang berharga yang ada di lingkungannya, terutama di lingkungan banjar.
"Hal ini harus mendapatkan atensi serius oleh semua pihak, terutama kepolisian agar menjamin keamanan wilayah," ujarnya.
Peristiwa serupa terjadi di Wantilan Rangdu Kriya Mandala, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Badung hilang, pada Sabtu (26/4). Sebanyak 11 daun gamelan yang disimpan raib.
Kehilangan belasan daun gamelan itu terungkap berawl dari kecurigaan dari Putu Ricky George Adi Saputra, 12 dan Kadek Gio Ari Sastrawan, 20. Saksi Putu Ricky kepada petugas polisi yang datang ke TKP mengaku belasan daun gamelan itu sudah tak dilihatnya sejak 26 April.
Sementara saksi Kadek Gio tak menemukan daun gamelan tersebut pada Selasa (29/4) malam. Saksi ini mengkonfirmasi kepada prajuru untuk menanyakan keberadaan gamelan tersebut. Setelah dilakukan pengecekan bersama belasan daun gamelan itu dipastikan hilang.
"Terkait peristiwa kehilangan belasan daun gamelan itu pihak Desa Kutuh belum membuat laporan polisi. Gamelan itu milik desa adat namun perawatan dan pengelolaan di kelola oleh Desa Dinas," ungkap Kasi Humas Polresta Denpasar AKP I Ketut Sukadi, pada Kamis (1/5). 7 nvi pol