ARTICLE AD BOX
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung I Gusti Agung Ngurah Rai Suryawijaya, mengungkapkan bahwa tingkat hunian hotel selama periode libur Lebaran 2025 mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan tahun sebelumnya.
Menurut Suryawijaya, rata-rata okupansi hotel di Badung selama Lebaran tahun ini hanya berkisar antara 60 hingga 70 persen, angka yang lebih rendah dibandingkan periode yang sama pada Lebaran 2024, yang saat itu mencapai 70 hingga 80 persen. “Ini penurunannya cukup terasa. Tahun lalu hotel-hotel di Badung banyak yang mencapai okupansi 80 persen selama Lebaran. Tahun ini hanya sekitar 60 sampai 70 persen,” ujarnya pada Jumat (11/4) siang.
Penurunan ini diduga kuat dipengaruhi oleh menurunnya jumlah kedatangan wisatawan domestik melalui Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai. Data yang dicatat PHRI Badung menunjukkan bahwa rata-rata jumlah wisatawan domestik yang datang ke Bali hanya mencapai 14.000 hingga 15.000 orang per hari, sedangkan pada periode yang sama tahun lalu bisa menembus lebih dari 20.000 orang per hari. “Kalau dulu 20.000 per hari itu normal, sekarang jauh lebih sedikit,” tambahnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua PHRI Bali ini menilai, penurunan daya beli masyarakat menjadi faktor utama yang menyebabkan rendahnya minat bepergian ke luar daerah selama musim libur Lebaran. Banyak masyarakat memilih untuk berwisata di wilayah masing-masing atau menunda liburan ke luar daerah.
Selain itu, Suryawijaya juga menyebutkan bahwa adanya efisiensi anggaran dari pemerintah pusat ikut berdampak terhadap penurunan kunjungan ke Bali, khususnya karena pembatalan sejumlah agenda rapat yang sebelumnya dijadwalkan digelar di Bali. “Kenapa penyebab penurunan ini perkiraan saya adalah karena adanya penurunan daya beli dari masyarakat, sehingga mereka berwisata di daerah masing-masing tidak melakukan perjalanan ke luar daerah. Alasan kedua barangkali adanya efisiensi anggaran yang dilakukan oleh pemerintah pusat sehingga banyak rapat di Bali di-cancel, dibatalkan di tahun 2025,” ungkapnya.
Sebagai daerah dengan jumlah kamar terbanyak di Bali, penurunan ini tentu memberi dampak besar bagi sektor perhotelan di Badung. Dari sekitar 160.000 kamar hotel yang tersedia di seluruh Bali, sebanyak 113.000 kamar atau sekitar 71 persen berada di wilayah Badung, khususnya kawasan Bali selatan seperti Kuta, Seminyak, Legian, Jimbaran, Nusa Dua, hingga Canggu. Meskipun okupansi hotel secara umum mengalami penurunan, Suryawijaya menyebutkan bahwa kedatangan wisatawan mancanegara (wisman) masih menunjukkan tren yang relatif stabil. Saat ini terdapat sekitar 43 penerbangan internasional langsung setiap hari ke Bandara Ngurah Rai, dengan rata-rata kedatangan mencapai 16.000 hingga 17.000 wisatawan asing per hari. Salah satu penerbangan baru dari Arab Saudi juga mulai beroperasi, menambah variasi pasar internasional yang masuk ke Bali.
Meski dihadapkan dengan tantangan penurunan pada momen Lebaran, PHRI Badung tetap optimistis terhadap pencapaian target kunjungan wisatawan ke Bali tahun 2025, yakni 6,5 juta wisatawan mancanegara dan 11 juta wisatawan domestic. “Mudah-mudahan Kementerian Pariwisata bisa untuk membantu kerja keras meningkatkan wisatawan ke Bali khususnya dan Indonesia pada umumnya,” katanya. 7 ol3