Review iPhone 16 Plus: Pas Untuk Kreator, Nggak Wajib yang Pro

5 hours ago 1
ARTICLE AD BOX

Meski terlambat beberapa bulan untuk bisa dijual resmi di Indonesia, kini Gizmo friends bisa membeli iPhone 16 Series dalam pilihan lengkap. Dari semua opsi, iPhone 16 Plus bisa dianggap sebagai “opsi tengah”. Sementara beberapa kreator menyebutnya dengan iPhone alternatif layar besar, tanpa harus menghabiskan bujet maksimal untuk membeli versi Pro.

Ini adalah iPhone “Plus” pertama yang pernah saya jajal—sejujurnya, sebelumnya saya lebih memilih untuk menambah bujet dan membeli varian Pro paling bawah. Namun melihat cukup banyaknya pengguna iPhone 15 Plus sebelumnya, saya yakin ada nilai plus yang memang membuatnya lebih menarik. Dan setelah beberapa pekan menjajalnya, kini saya bisa mengerti.

Smartphone ini menarik, sangat nyaman digunakan, dan membawa sejumlah peningkatan yang meaningful. Bahkan bila Gizmo friends sebelumnya menggunakan iPhone 14 Pro ke belakang, rasanya untuk pindah ke iPhone 16 atau iPhone 16 Plus saja, bisa menjadi pilihan yang pas. Berikut ulasan lengkapnya!

Desain

iPhone 16 Plus

Terlihat fresh, walaupun mungkin sebagian orang berpendapat justru lebih mirip iPhone generasi terdahulu. Seperti yang Gizmo friends bisa lihat, desain iPhone 16 Plus secara keseluruhan masih identik dengan satu generasi sebelumnya—terkecuali modul kamera yang kembali dibuat sejajar. Dibilang mirip iPhone 11, enggak juga, karena signifikan lebih besar, dan bingkai kameranya pun tak dibuat kotak, alias cukup untuk mengemas kedua sensor kamera di belakang.

Dibandingkan dengan dua generasi Pro Max sebelumnya, menggenggam iPhone 16 Plus terasa sangat nyaman, karena signifikan lebih ringan, tak sampai 200 gram. Sudut-sudutnya sudah pas untuk membuatnya nyaman “bersandar” di permukaan telapak tangan. Baik bingkai aluminium dan permukaan kaca back cover, sama-sama gunakan finishing matte, sehingga bakal tetap terlihat bersih meski digunakan tanpa case.

Baca juga: Review iPhone 15 Pro Max: Makin Ringan, Zoom Semakin Jauh

iPhone 16 Plus Ultramarine yang saya ulas ini, sukses menarik perhatian di semua pertemuan dan semua momen harian saya. Semua orang yang melihatnya, langsung bisa mengenalinya sebagai iPhone terbaru. Foto di kaca? Tentu iPhone ini bakal terlihat lebih mencolok dibandingkan obyek lain yang ditangkap—nilai tambah atau tidak, bergantung masing-masing.

Durabilitasnya juga tergolong sangat baik. Selama pengujian, smartphone ini terhitung jatuh tiga kali dari ketinggian kurang lebih 1 meter secara tidak disengaja. Bodinya masih sangat mulus, tidak ada warna terkelupas (karena proses pewarnaan langsung “disuntikkan” ke material bodi), dan layar pun aman (meski ada goresan sangat tipis, terlihat di bawah cahaya langsung saja). Sertifikasi IP68-nya pun superior, membuatnya tahan air hingga kedalaman 6 meter hingga 30 menit (air bersih, ya).

Overall, desain iPhone 16 Plus sangat menyegarkan, nyaman untuk dibawa, serta terbukti solid. Saya menyarankan Gizmo friends untuk memilih opsi warna baru yang menarik perhatian, untuk dipasangkan dengan berbagai case yang tentunya sangat banyak di e-commerce. Sebuah benefit ketika menggunakan smartphone rilisan Apple yang belum tentu dimiliki kompetitornya.

Layar

iPhone 16 Plus

Di atas kertas, layar iPhone 16 Plus terbilang identik dibandingkan generasi sebelumnya, mulai dari dimensi sampai besaran resolusi. Namun begitu, ada satu poin yang menurut saya menjadikannya sangat berbeda dan jauh lebih baik—terutama untuk Gizmo friends yang benar-benar mobile, alias cukup banyak berpindah dan bekerja di luar ruangan.

Layar iPhone 16 Plus memiliki bentang seluas 6,7 inci, dengan keempat sisi bezel sama tipis, dan sudah mengusung Dynamic Island untuk menempatkan sistem keamanan Face ID serta kamera selfie. Memang, refresh rate sebatas 60Hz saja—bagi saya pribadi, tidak begitu terasa sebagai kelemahan, karena kualitas panel OLED yang dibawa sudah sangat baik. Warna yang ditampilkan vibrant, namun juga akurat, sehingga pas untuk para kreator.

Apple sematkan kaca Ceramic Shield generasi terbaru yang diklaim lebih tahan gores maupun retak ketika terjatuh secara tidak disengaja. Responsivitas layarnya pun juga sudah flagship-grade, begitu pula tingkat kecerahan layar yang bisa sangat redup, sehingga nyaman digunakan dalam pencahayaan gelap. Nah, yang membuat saya sangat menyukai layar iPhone 16 Plus, adalah kemampuannya untuk bisa menyala cerah dalam kondisi menantang pada durasi cukup lama.

iPhone 16 Plus

Bayangkan sebuah skenario di mana Gizmo friends harus pergi ke kantor menggunakan ojek daring, pukul 12 siang, dengan sinar matahari yang sedang terik-teriknya. Dalam perjalanan kurang lebih 30 menit, layar iPhone 16 Plus bisa terus menyala sangat cerah, dan sama sekali tidak meredup! Menandakan bila efisiensi dayanya lebih maksimal, menjadi nilai plus tersendiri, sehingga tidak menghambat pengguna ketika harus bekerja terutama membuat konten di luar memanfaatkan kamera iPhone 16 Plus.

Alih-alih refresh rate tinggi, saya lebih berharap kalau Apple bisa berikan opsi always-on display, setidaknya untuk sekadar menampilkan jam. Mengingat daya tahan baterai iPhone 16 Plus yang sangat baik, seharusnya menarik untuk dihadirkan sebagai opsi tambahan.

Kamera

iPhone 16 Plus

Dari yang sebelumnya sejajar, berubah tidak sejajar, dan kini kembali sejajar. Hal tersebut bukan tanpa alasan—Apple sebutkan bila peletakkan dua sensor kamera iPhone 16 Plus terpaksa diubah karena ukuran sensor, serta agar bisa memberikan fitur perekaman foto & video spasial, yang kemudian bisa dinikmati di perangkat seperti Apple Vision Pro. Jadi walaupun mirip seperti kamera iPhone 12, ukuran modulnya lebih besar. Lantas apa saja peningkatannya?

Sensor utama kamera iPhone 16 Plus masih diperkuat dengan resolusi 48MP, mendukung sensor-shift OIS, dan 2x in-sensor zoom serta mode pengambilan gambar 24MP maupun mode portrait otomatis. Kamera selfie-nya juga tetap 12MP, mendukung autofokus. Yang ditingkatkan adalah sensor ultra-wide 12MP, kini punya diafragma f/2.2, serta mendukung autofokus yang membuatnya bisa dimanfaatkan untuk fotografi makro alias jarak sangat dekat.

Bagaimana dengan kualitas fotonya? Dibandingkan generasi sebelumnya, saya merasakan adanya sedikit peningkatan pada reproduksi warna, di mana warna kulit terlihat lebih pas. Lalu ketika melakukan proses cropping atau zoom, semakin tidak over-processed, detail sedikit lebih baik sekaligus lebih natural. Mode malamnya pun masih natural, di mana skenario tidak dicerahkan secara berlebih.

Overall, saya menyukai kualitas kamera iPhone 16 Plus secara keseluruhan. Karakteristik warna dan detailnya sudah pas ketika ingin langsung dibagikan ke media sosial, dan masih pas untuk diproses lebih lanjut memanfaatkan filter, Photographic Styles, dan lainnya.

Gizmo friends bisa akses sampel foto dari kamera iPhone 16 Plus secara lengkap lewat album berikut ini.

AP1GczNDshnqyT1H62uYa 9Gm5BtN QRWxi3K7mMenggunakan sensor utama, 1x zoom, hasilkan dynamic range optimal dengan saturasi warna pas
AP1GczM5E VroFU4tX3IscLrQ GZrRrFZGfBgi1bwd3ZWZdSa2MPTAXKsyjMWt2r0Cqob56B4n H0mwoUdoiuaBfV 99OOMJFkoSensor ultra-wide dengan autofocus bisa hasilkan perspektif baru, termasuk foto pada sudut sempit
AP1GczOoQoMoGDy0ZbeidqXIvRjXbALQNYrNfkciCMSi5mxeMn uPHaDIdGn2yX Sa NOj18X93KtbYf3Qa1szMrdyXFeYTAfzAciXrX3F8ZWcqHdZ9jNv5q=w2400Menggunakan efek portrait yang bisa aktif otomatis, tanpa harus set ke mode portrait lebih dulu
AP1GczO pbOwqLDengan Photographic Styles, bisa memberi warna baru tanpa signifikan mengubah warna kulit
2x portrait punya detail yang pas
AP1GczPM1sStFisk5yeubXpgf9RNIimvEwfoiHJlPKlFPkb5X6M0osmuP EG5BmVr6YN24Wuv6fj0AuTH 6YrWAkK rGGJcsVud2OUz47awzkIUB2 Guutvh=w2400Efek bokeh pada obyek selain manusia juga tergolong cukup optimal
AP1GczPxE2usjGlIufSIer0c9jUfj3kTdimmJ4LO56pBisPhJpDDCFdqbYuXFp5XMWbyk8MpXwIBsSensor ultra-wide baru bisa hasilkan foto malam berkualitas dengan mode malam otomatis
AP1GczOkA8O A7BC82bcgIwUJmSNxNWwdecPwIUk7LsytCSwvCqox2 DFA3Wdi3q2gj9XoxuovEeGdAiFYACB BRTruiXpbvo0KqWWYEbIFo6PRhp2vZb4J7=w2400Sensor utama bisa hasilkan warna vibrant, namun masih tidak berlebihan
AP1GczP5FUzh7bRaScN2NSV4shdMQMkeYoY9arP CYM1wrKhRd4y hnCioDzfeeb4zoGl0QcazQY4jIWd9i85T3xxWqFxe5x3EIb P4FCVO6b SYNlV9z2K=w24002x zoom pada malam hari pun relatif berkualitas

Bagaimana dengan video? Kamera iPhone 16 Plus tentunya sangat pas untuk para kreator, baik video pendek maupun standar yang lebih profesional dalam format landscape. Semua sensor bisa merekam hingga resolusi 4K 60fps, dengan stabilisasi yang sangat baik. Dirasa kurang stabil? Cukup aktifkan Action Mode, dan kamu bisa hasilkan video sinematik sambil berlari dengan hasil yang mulus—selama pencahayaan berlimpah.

Dengan mikrofon yang lebih superior, secara default hasil video iPhone 16 Plus sudah memiliki efek peredam hembusan angin cukup efektif. Ingin suara lebih jelas? Manfaatkan Audio Mix yang membuat kamu bisa hanya memunculkan suara dari sumber di dalam frame saja, meredam noise di sekitar. Hobi karaoke di dalam mobil ketika sedang bermacet ria? Dengan Audio Mix, konten video kamu bisa seolah sedang menggunakan mikrofon eksternal berkualitas.

Fitur

iPhone 16 PlusSiri dengan Apple Intelligence jadi jauh lebih pintar

Lewat iPhone 16 Series, Apple seolah menjadikannya sebagai seri untuk populerkan kecanggihan AI eksklusifnya, yakni Apple Intelligence. Sayangnya, meski sudah memasuki pertengahan 2025, fitur ini masih terbatas di beberapa wilayah dan bahasa saja. Sehingga untuk pengguna di Indonesia, masih harus memilih region dan bahasa lain, untuk bisa menikmati keandalan yang ditawarkan.

Apple Intelligence di iPhone 16 Plus membawa sejumlah fitur pintar yang cukup berguna—setidaknya ada lima yang saya gunakan sehari-hari. Mulai dari Clean Up yang bisa hapus obyek mengganggu pada foto (dengan tingkat akurasi yang sayangnya masih di bawah Samsung/OPPO/realme/vivo), transkrip rekaman suara dari Voice Memos, akses ChatGPT yang terintegrasi dengan Siri sehingga saya bisa bertanya apa pun dengan instan, dan meringkas sejumlah notifikasi pesan supaya tidak begitu menumpuk.

iPhone 16 Plus

Yang kelima adalah Writing Tools dengan potensi cukup besar, bisa berperan sebagai pengganti Grammarly. Saya cukup memilih teks, lalu memunculkan opsi untuk proofread apabila ada kesalahan grammar, hingga rewrite dengan nada yang berbeda. Saya bilang berpotensi, karena kemampuan untuk proofread terkadang masih kurang tepat. Plus, tidak bisa diaktifkan di sejumlah aplikasi, termasuk aplikasi rilisan Meta seperti WhatsApp karena keinginan Meta agar pengguna gunakan Meta AI sebagai rival.

Fitur Apple Intelligence lainnya seperti Image Playground dan Genmoji tergolong jarang saya pakai, meski bisa juga dimanfaatkan untuk ciptakan ilustrasi yang relevan, termasuk ketika sedang melakukan riset atau ingin mempercantik visual sebuah dokumen maupun slide presentasi.

Karena sudah menggunakan port USB-C, kompabilitas aksesori iPhone 16 Plus terasa cukup luas. Sambung ke mikrofon eksternal seperti rilisan Hollyland? Tentu bisa. Mau sambung card reader untuk memindahkan file dari SD card? Juga bisa dong. Sedikit menyinggung aspek audio, kualitas speaker stereonya tergolong mantap, kencang dan cukup jernih, pas ketika dipasangkan dengan layar yang lega.

Dua tombol baru yang belum ada di generasi sebelumnya, adalah Action Button dan Camera Control. Action Button bisa dikustomisasi sesuai kebutuhan pribadi dengan berbagai jenis pintasan, sementara Camera Control berfungsi sebagai pintasan akses kamera dan segala fungsinya. Selama dua pekan pemakaian, secara fungsi tidak begitu krusial dalam skenario harian saya pribadi. Tetapi Gizmo friends tentu bisa eksplorasi lebih jauh agar bisa maksimalkan kemampuan kamera (atau pintasan untuk Visual Intelligence).

Performa

Skor Antutu Benchmark iPhone 16 Plus

Dibandingkan generasi sebelumnya, Apple tergolong cukup membanggakan peningkatan yang diberikan pada aspek performa iPhone 16 Series. Pasalnya, chipset iPhone 16 Plus disebut naik dua generasi, dari A16 Bionic menjadi Apple A18. Jauh lebih efisien, dari 4nm ke 3nm generasi kedua, sekaligus lebih kencang.

Dibandingkan iPhone 15, performa iPhone 16 Plus naik masing-masing 30% pada CPU, dan 40% pada GPU. iPhone 16 Plus juga membawa RAM 8GB sebagai syarat minimum Apple Intelligence, diperkuat Neural Engine 16 inti terbaru. Sejujurnya, dibandingkan generasi kemarin, peningkatan performa untuk akses aplikasi harian tidak begitu terasa berbeda, karena memang sudah terasa mulus dan ngebut.

Paling yang cukup terasa peningkatannya, ada ketika menjalankan sejumlah tugas berat, seperti edit video, sampai menjalankan beberapa game—terutama game AAA yang kini bisa dijalankan di iPhone 16 Plus, karena sudah membawa GPU yang pas hingga ray tracing tingkat hardware. Bisa main game dengan visual sangat kompleks seperti Resident Evil 4 sampai Assasin’s Creed Mirage, namun umumnya performa visual bakal menurun setelah durasi yang intensif. Masih lumrah saja kok, mengingat flagship gaming juga bisa alami hal yang sama, jadi ada baiknya gunakan pendingin eksternal.

Walaupun performa ketika akses aplikasi harian tak begitu terasa berbeda, saya tetap menyarankan Gizmo friends untuk membeli iPhone generasi terbaru – dalam hal ini iPhone 16 Plus – demi masa pakai yang lebih lama. Terutama berkat suhu perangkat yang signifikan lebih dingin, termasuk saat menjalankan aplikasi lebih berat, tentu bakal berdampak positif pada aspek lain termasuk baterai.

Baterai

iPhone 16 PlusKamu bisa menggunakan sambungan kabel untuk mengisi daya AirPods

Walaupun pihak Apple tidak menyebutkannya secara gamblang dalam satuan mAh, kenyataannya kapasitas baterai iPhone 16 Plus termasuk salah satu yang terbesar dari seluruh generasi iPhone, mencapai 4674 mAh. Dipasangkan dengan cip 3nm generasi kedua, daya tahannya benar-benar sangat memuaskan. Dan menurut saya bisa membuatnya terasa lebih pas untuk kreator.

Seintens apa pun penggunaan saya setiap harinya, baterai iPhone 16 Plus selalu bisa bertahan hingga keesokan harinya, atau setidaknya sampai tengah malam. Ini benar-benar belum pernah saya rasakan sebelumnya, termasuk ketika menggunakan 15 Pro Max, dan bahkan 16 Pro Max juga masih sedikit lebih boros. Mungkin juga terbantu dengan layar yang “hanya” 60Hz tanpa AOD, ya.

Untuk mengisi daya, baterai iPhone 16 Plus bisa terisi dari hampir habis ke 50% dalam waktu sedikit di bawah 30 menit, menggunakan pengisi daya 65W USB PD yang memang saya bawa setiap hari. Untuk mencapai 80%, perlu waktu sekitar satu jam. Sementara 20% sisanya memang terasa cukup lama, agak tertinggal dibandingkan kompetitor di segmen harga setara.

Sayangnya, walau sudah mendukung wireless charging sampai 25W dengan MagSafe, Apple masih tidak memberikan opsi reverse wireless charging. Sebagai gantinya, kamu bisa mengisi daya AirPods maupun aksesori lain, menggunakan sambungan kabel USB-C to USB-C.

Kesimpulan

Unboxing iPhone 16 Plus

Sebagai pengguna iPhone 15 Pro Max, selain refresh rate tinggi, saya tidak merasa ada aspek downgrade lainnya ketika berpindah ke iPhone 16 Plus. Memang, opsi ini tidak punya sensor telefoto—tetapi 5x zoom di Pro Max juga jarang saya pakai, karena lebih banyak foto dalam rentang 1-3x zoom untuk konten harian.

Yang paling terasa menyenangkan adalah betapa jauh lebih ringannya smartphone ini, suhu yang signifikan lebih konsisten dingin, baterai jauh lebih irit, dan layar yang nggak panas-dikit-langsung-redup. Camera Control? Sekadar nice to have—saya lebih mengapresiasi fitur seperti Audio Mix dan Photographic Styles terbaru yang seru banget buat dikulik dan dimanfaatkan.

Kalau Gizmo friends mendambakan sebuah iPhone terbaru dengan layar besar namun harga lebih murah dari versi Pro Max, tentu iPhone 16 Plus jadi pilihan yang sangat tepat. Pastikan saja bila poin-poin yang sudah saya sebutkan di atas menjadi faktor penentu terpenting atau tidak, alias kembali sesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.

Artikel berjudul Review iPhone 16 Plus: Pas Untuk Kreator, Nggak Wajib yang Pro yang ditulis oleh Prasetyo Herfianto pertama kali tampil di Gizmologi.id

Read Entire Article