ARTICLE AD BOX
Kegiatan ini menjadi penanda awal kepemimpinannya yang sarat makna religius sekaligus memperkuat kedekatan TNI dengan masyarakat adat dan tokoh spiritual Bali.
Rangkaian kunjungan dimulai dari Pura Besakih, kompleks pura terbesar dan tersuci di Pulau Dewata. Didampingi Ketua Persit Kartika Chandra Kirana Daerah IX/Udayana Ny Indah Piek Budyakto, Pangdam hadir bersama para pejabat utama Kodam IX/Udayana, yakni Kasdam, Irdam, Kapoksahli, para Asisten Kasdam, Kabintaljarahdam, serta para istri. Mereka disambut Danrem 163/Wira Satya dan Bendesa Adat Karangasem, lalu menuju wantilan untuk mendengarkan sejarah Pura Besakih yang disampaikan oleh Bendesa Adat Besakih Jero Mangku Nyoman Widiarta.
Di Pura Penataran Agung Besakih, Pangdam melaksanakan persembahyangan yang dipimpin Jero Mangku Wisnu. Dalam prosesi tersebut, Pangdam menerima benang Tridatu yang melambangkan perlindungan spiritual dari Dewa Trimurti dan filosofi Tri Kona (lahir, hidup, dan mati). Sebagai bentuk penghormatan kepada adat setempat, Pangdam menyerahkan dana punia secara simbolis kepada Bendesa Adat Besakih dan mengakhiri kunjungan dengan sesi foto bersama.

Perjalanan dilanjutkan ke Pura Ulun Danu Batur di Kintamani, Bangli. Disambut Dandim 1626/Bangli bersama tokoh adat dan tokoh agama setempat, Pangdam kembali melakukan sembahyang bersama. Dana punia juga diserahkan kepada Jero Gede Duuran Batur didampingi Jero Nyarikan Duuran, sebagai bentuk penghormatan dan dukungan terhadap pelestarian budaya serta tempat suci krama Bali.
Kepala Penerangan Kodam IX/Udayana Kolonel Inf Agung Udayana, dalam keterangan resminya menegaskan kunjungan ini bukan semata seremoni, melainkan mencerminkan karakter kepemimpinan Pangdam yang mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal. “Kegiatan ini bukan hanya bentuk penghormatan terhadap budaya dan spiritualitas krama Bali, tetapi juga menjadi langkah awal Mayjen TNI Piek Budyakto untuk lebih dekat secara emosional dan spiritual dengan masyarakat Bali,” kata Kolonel Agung.
Dia menambahkan, kunjungan tersebut menjadi momentum untuk memperkuat sinergi antara TNI dengan tokoh adat, tokoh agama, dan masyarakat luas, dalam menjaga stabilitas dan persatuan di wilayah Kodam IX/Udayana.
Dengan mengawali langkah sebagai Pangdam melalui pendekatan spiritual, Mayjen Piek menunjukkan komitmen untuk memimpin dengan hati, sekaligus menjalin keharmonisan antara kekuatan militer dan kekuatan kultural yang selama ini menjadi ruh kehidupan krama Bali. Wisata religi ini pun bukan hanya sebagai bentuk adaptasi awal seorang pemimpin baru, tetapi menjadi simbol integrasi antara kekuatan negara dan kearifan lokal di Pulau Dewata. 7 t